Tuesday, July 30, 2013

Image may be subject to copyright
Emak bilang "Harta yang tidak akan bisa dicuri atau bahkan habis adalah Ilmu, maka perkayalah diri dengan ilmu." Sejenak aku memikirkan perkataan beliau. Apakah benar, lantas darimana aku bisa mendapatkan ilmu tersebut untuk memperkaya diri?

Siang itu aku berjalan menyusuri sebuah street yang dipenuh dengan pedagang kaki lima yang tengah mejajakan dagangannya. Terdapat sebuah pemandangan yang cukup menyita perhatian dan hatiku. Seorang kakek dengan pakaian yang sudah lusuh, jenggot dan jambangnya yang sudah tidak terurus menutupi hampir seluruh wajahnya. Tepat di hadapan ia duduk terdapat sebuah meja yang dipenuhin dengan tumpukan tisu yang ia jajakan.

Entah mengapa, seketika hatiku diliputi rasa iba yang tiada tara. Kakek-kakek setua itu masih harus berjualan ditengah terik mentari yang mencapai suhu 33 derajat celcius. Tanpa ku sadari kuayunkan langkahku menuju stand-nya.
Seulas senyum mengembang dari raut wajahnya yang tak bisa begitu jelas kulihat karena tertutup kumis dan jenggotnya.
"Satu bungkus Tisu berapa Uncle?" tanyaku seraya meraih satu bungkus tisu diantara puluhan tisu lainnya.
"50 cent saja Siuche." Jawabnya seraya masih dengan senyum yang terkulum.
"Kalau begitu saya ambil 4 bungkus saja Uncle." Jawabku, kemudian kuraih satu koin dari saku celana dan ia memberiku satu kantong plastik yang berisi 4 bungkus tisu yang aku pesan tadi.
Tanpa berfikir panjang kubalikan tubuhku dan melangkah menjauh meneruskan perjalannku.
Selang beberapa langkah, aku mendengar suara parau dengan memanggil dari arah belakang tubuhku.
"Siuche... Siuche..." Suaranya pelan dan tak begitu jelas terdengar. Ku tolehkan kepalaku mencari sumber suara itu. Sesosok tubuh ringkih yang berjalan tergopoh menghampiriku.
"Ini Siuche, tadi kamu lupa mengambil kembalian uang beli tisu." diulurkan tangannya kearahku, saat kusambut ditaruhnya tiga koin $1 di atas telapak tanganku.
"Oh trimakasih Uncle." Ucapku saat menerima uang itu.
"Emsai hak he.." Jawabnya, kemudian ia kembali berlalu menuju Stand-nya
"Uncle tunggu.." panggilku seraya kembali menghampirinya.
"Sebenarnya saya tidak tahu kalau uang yang saya berikan tadi itu $5, saya hanya ingat kalau uang di saku celana saya $2. Maaf sudah merepotkan Uncle mengantarkan kembalian ini pada saya."
"Tidak apa-apa Siuche, sudah menjadi kewajiban saya mengembalikan uang kembalian tersebut karena itu hak Siuche. Sekecil apapun itu kita tidak diperbolehkan untuk mengambil hak orang lain." Jawabnya datar, kemudian ia tersenyum dan melambaikan tangannya seraya belalu meninggalkanku yang masih diliputi rasa kagum terhadap pemikirannya.

Ah Emak.... Ternyata hari ini aku bisa mendapatkan ilmu dari tepi jalan, aku kira Ilmu hanya bisa didapat dari dalam ruangan nyaman yang disebut kelas, dari untaian dan penjelasan guru atau dosen. Ternyata bila kita mau BERFIKIR ditepi jalan atau ditengah keramaian pasar sekalipun Ilmu akan banyak kita dapatkan.